MAGELANG JATENG, BIN.COM – Sebanyak 193 juta jiwa diperkirakan bakal memasuki wilayah Jawa Tengah pada Lebaran mendatang. Estimasi arus mudik pada tanggal 5 April 2024, sedangkan arus balik Lebaran pada 12 April 2024.
Kapolda Jateng Irjen Pol Drs. Ahmad Luthfi, S.H., S.St., M.K. mengatakan hal itu di sela-sela Rapat Koordinasi Lintas Sektoral dalam rangka pengamanan Hari Raya Idul Fitri 1445 H. Rapat yang digelar di Grand Artos Hotel & Convention Magelang itu diikuti seluruh Kapolres, Dandim, Danrem dan Bupati/Walikota se-Jateng, hari ini, Kamis (28/03/2024).
Dijelaskan, rapat koordinasi itu gunanya untuk menyamakan persepsi dalam rangka menghadapi Operasi Ketupat Candi 2024. Tujuannya guna memberikan pelayanan kepada masyarakat, terkait arus mudik dan balik di wilayah Jawa Tengah.
Diprediksi untuk arus baliknya sekitar 193 juta jiwa, baik melalui jalan tol, jalur pantura, jalur tengah dan jalur selatan-selatan. Rapat koordinasi gunanya untuk mengatasi situasi, sehingga semua pihak paham.
“Apabila terjadi kemacetan arus lalu lintas, sudah tahu apa yang akan dilakukan,” ungkap Kapolda.
Ketika ditanya tentang kerusakan jalan di wilayah Demak dan sekitarnya, pasca terjadinya banjir bandang, menurut Kapolda sudah clear. Pengalihan arus sudah disiapkan. Tinggal mengurusi masyarakat yang akan kembali ke rumah, setelah sebelumnya mengungsi.
“Kami sudah koordinasi dengan Basarnas, BPBD, serta pemerintah masing-masing untuk wilayah Demak dan sekitarnya,” jelas Irjen Pol Ahmad Luthfi.
Dijelaskan pula, menjelang Lebaran nanti ada 196 pos pengamanan, pos pelayanan dan pos terpadu. Untuk pengamanan objek wisata di bawah kendali Direktorat Pengamanan Objek Vital (Ditpamobvit). Setiap Kapolres menyiapkan pos wisata. Itu nanti ada pos perairan, pegunungan, wisata alam, dan non-alam.
Terkait petasan, Kapolda menegaskan ada pidananya. Oleh karena itu pada Ramadan ini tradisi petasan harus dikikis habis. Karena tidak banyak manfaatnya justru mudaratnya.
Diingatkan, korban petasan sudah banyak. Maka penindakan terus dikembangkan, agar tidak terulang. Tahun kemarin jumlah korbannya tujuh atau delapan orang, dan empat rumah hancur, karena petasan.
“Dihukum tidak cukup. Saya ingin tokoh masyarakat dan pejabat di wilayah Jawa Tengah, semua mau mendidik masyarakat agar tidak bermain petasan. Polri tidak bisa berdiri sendiri tanpa ada bantuan dari masyarakat,” pungkas Kapolda Jateng. (Devina)