SURABAYA, BIN.COM – Jumat, 4 Oktober 2024, Kelompok Siaga Sehat (KSH) RW 01 Kelurahan Dukuh Kupang, Kecamatan Dukuh Pakis, Surabaya, menggelar kegiatan rutin pemantauan jentik nyamuk (Jumantik) pada Jumat, 4 Oktober 2024. Kegiatan ini semakin semarak dengan kedatangan dua tenaga kesehatan (nakes) dari Puskesmas Dukuh Kupang, yakni Ibu Lya dan Ibu Zevrischa. Mereka hadir untuk memberikan penyuluhan serta mendampingi warga dalam mencegah berkembangnya nyamuk Aedes aegypti, penyebab Demam Berdarah Dengue (DBD).
Di bawah koordinasi Ibu Gimma, selaku koordinator KSH RW 01, warga bahu-membahu dalam melakukan inspeksi lingkungan. Mereka secara cermat memeriksa tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang jentik nyamuk, seperti bak mandi, pot tanaman, dan penampungan air lainnya. “Kami rutin mengadakan kegiatan ini untuk memastikan lingkungan bebas dari potensi bahaya DBD, terutama di musim hujan,” ujar Ibu Gimma.
Kedatangan Ibu Lya dan Ibu Zevrischa disambut hangat oleh warga. Dalam kesempatan tersebut, keduanya memberikan edukasi terkait pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dengan menerapkan prinsip 3M (Menguras, Menutup, dan Mendaur ulang barang bekas). Mereka juga menjelaskan pentingnya melakukan pemantauan jentik secara berkala untuk memutus siklus hidup nyamuk.
“Kami sangat mengapresiasi inisiatif warga RW 01 yang rutin melakukan kegiatan ini. Upaya seperti ini sangat efektif dalam menekan kasus DBD di wilayah Surabaya,” kata Ibu Lya. Selain itu, Ibu Zevrischa menambahkan, “Tidak hanya tindakan fisik seperti 3M, warga juga bisa menggunakan larvasida untuk membunuh jentik nyamuk.”
Selain pemantauan dan edukasi, kegiatan ini menjadi ajang untuk mempererat kerja sama antara Puskesmas Dukuh Kupang dan warga setempat. “Kehadiran tim kesehatan memberikan motivasi lebih bagi kami untuk terus menjaga lingkungan,” kata salah satu warga yang ikut serta dalam kegiatan tersebut.
Dengan semangat kebersamaan dan partisipasi aktif dari warga, kegiatan Jumantik ini diharapkan mampu menjaga RW 01 Dukuh Kupang bebas dari ancaman penyakit DBD.
Bambang Tri Kasmara