Menyajikan Berita Berdasarkan Fakta
Sosbud  

Hidup, Mati, Jodoh, dan Rezeki: Suratan Takdir dan Pilihan Akhlak Manusia

 

SURABAYA, BIN.COM26 Oktober 2024  Di antara kepastian hidup yang tak bisa dipertanyakan oleh manusia adalah hidup, mati, jodoh, dan rezeki. Keempat hal ini telah menjadi bagian dari suratan takdir yang telah digariskan oleh Allah SWT. Dalam ajaran Islam, Allah telah menetapkan ketentuan ini jauh sebelum kita lahir. Namun, yang tak kalah penting adalah bagaimana manusia menjalani kehidupan di antara takdir-takdir yang telah ditetapkan tersebut. Di sinilah akhlak, kerja keras, dan kesungguhan dalam beribadah memainkan peran utama.

 

SURABAYA, BIN.COMSeorang Jurnalis di Surabaya, Bambang Tri Kasmara, menjelaskan, “Jika hidup dan mati adalah ketentuan Allah, maka akhlak adalah pilihan manusia. Manusia yang berakhlak baik berarti memilih jalan yang diridhai-Nya, menjalankan ibadah sebagai wujud kepatuhan dan kasih sayang kepada sesama. Namun, akhlak buruk adalah pilihan yang merugikan diri sendiri dan dapat menjauhkan kita dari rahmat Allah.”

 

Al-Qur’an sendiri telah berulang kali menyuratkan pentingnya membangun akhlak yang mulia. Surah Al-Furqan ayat 63-76, misalnya, menjelaskan tentang sifat-sifat hamba Allah yang beriman, termasuk kesabaran, keteguhan dalam berdoa, dan keikhlasan yang harus ada dalam setiap langkah hidup. Selain itu, dalam Surah Al-Baqarah ayat 286, Allah menekankan bahwa kesabaran dan rasa syukur akan mendatangkan keberkahan rezeki dan kekuatan bagi umat manusia.

 

Namun, keburukan akhlak tak lepas dari pilihan manusia sendiri, yang dapat membawanya lebih dekat atau bahkan menjauh dari setan atau iblis. “Sejatinya manusia memilih jalannya sesuai amal ibadahnya,” lanjut Bambang Tri Kasmara. “Setiap manusia diberi kebebasan untuk menentukan apakah dia akan menjadi hamba yang taat kepada Allah atau menjadi pribadi yang lalai, yang lebih mengutamakan hawa nafsunya.”

 

Dalam kehidupan sehari-hari, banyak individu yang menjadikan doa, sabar, syukur, dan ikhlas sebagai bagian dari upaya mendekatkan diri kepada Allah. Mereka menganggap keberhasilan dan kegagalan sebagai bagian dari ujian yang disertai hikmah. Kerja keras dan cerdas dalam menjalani takdir itulah yang membuat seseorang semakin matang dalam iman dan lebih ikhlas menerima ketentuan Allah.

 

“Manusia sebaiknya berusaha dengan cerdas dan ikhlas, tak hanya dalam menjalani perintah Allah, tetapi juga dalam memilih jalan yang benar di dunia,” tambah Bambang Tri. “Akhirnya, semuanya adalah tentang pilihan kita; seberapa teguh kita menempatkan akhlak dan ibadah sebagai jalan hidup.”

 

Dalam kehidupan yang semakin modern ini, nasihat-nasihat bijak tersebut tetap relevan di tengah perkembangan zaman. Pandangan ini mengingatkan bahwa meskipun hidup, mati, jodoh, dan rezeki adalah ketetapan Allah, bagaimana seseorang bersikap dalam menghadapi takdir adalah cerminan dari pilihan dan usahanya.

 

Bambang Tri Kasmara