Jakarta, 18 September 2025 — Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) LIRA (Lumbung Informasi Rakyat) Indonesia resmi menjalin kerja sama persahabatan dengan Majelis Belia Daerah Seberang Perai Tengah (MBDSPT), Penang, Malaysia. Kegiatan bertajuk Friendship NGO yang digelar di Jakarta ini menjadi forum silaturahmi dan penguatan jejaring antarorganisasi masyarakat lintas negara.
Pertemuan tersebut menegaskan pentingnya peran NGO sebagai jembatan diplomasi rakyat (people-to-people diplomacy) yang mampu menghadirkan manfaat konkret di bidang sosial, kepemudaan, dan pemberdayaan masyarakat. Momentum ini juga dipandang sebagai langkah strategis memperkuat solidaritas kawasan di tengah dinamika global.
Presiden LSM LIRA Indonesia, HM. Jusuf Rizal, menegaskan bahwa kerja sama lintas batas ini diharapkan menjadi ruang pertukaran gagasan sekaligus langkah nyata untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di dua negara serumpun tersebut.
“Kami ingin menghadirkan manfaat lintas negara dengan semangat persaudaraan dan solidaritas. Inilah wujud kontribusi NGO dalam membangun jembatan persahabatan Indonesia–Malaysia,” ujarnya.
Samsudin, S.H., selaku Wakil Presiden LSM LIRA, juga menambahkan bahwa kegiatan Friendship NGO bukan sekadar seremoni simbolik, melainkan pijakan strategis untuk memperkokoh diplomasi rakyat.
“LIRA berkomitmen menjadikan momentum ini sebagai pijakan memperkuat solidaritas dan menghadirkan kerja sama yang bermanfaat, baik bagi rakyat Indonesia maupun Malaysia,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Majelis Belia Daerah Seberang Perai Tengah, Mohd Nazirullah Nordin, menekankan pentingnya jejaring antar-NGO dalam menghadapi tantangan global yang semakin kompleks.
“Kami berterima kasih atas sambutan hangat dari LIRA. Kerja sama ini akan kami junjung tinggi, khususnya dalam bidang sosial, kepemudaan, dan pemberdayaan masyarakat,” tandasnya.
Acara ini dihadiri jajaran pengurus LSM LIRA Indonesia, perwakilan organisasi kepemudaan, serta delegasi Majelis Belia Malaysia. Momen tersebut menjadi tonggak awal penguatan kolaborasi NGO dua negara dalam semangat persaudaraan, solidaritas, dan kerja nyata.
Pengamat menilai, kolaborasi ini mencerminkan tren baru diplomasi akar rumput yang melibatkan komunitas sipil, di mana relasi antarorganisasi non-pemerintah menjadi pelengkap hubungan diplomatik resmi antarnegara. Ke depan, diharapkan kegiatan semacam ini bisa berkembang dalam bentuk program konkret seperti pelatihan kepemudaan, pertukaran kader, hingga proyek pemberdayaan ekonomi masyarakat di tingkat lokal. (Edi D/Red/**)