Probolinggo – Wali Kota Probolinggo Aminuddin menerima audiensi dari PT Agra Surya Energy pada Senin (26/5) siang di ruang kerjanya. Pertemuan yang juga dihadiri jajaran kepala perangkat daerah tersebut membahas peluang kerja sama pengembangan energi terbarukan di Kota Probolinggo, khususnya melalui Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya (PJUTS).
Dalam audiensi tersebut, Marketing dan Business Development Manager PT Agra Surya Energy, Dwiky Tistianto, menyampaikan ketertarikan perusahaan untuk berinvestasi tanpa investasi awal alias zero investment dengan masa kerja sama selama 15 hingga 20 tahun. “Kami menawarkan skema di mana pemerintah kota tidak perlu mengeluarkan biaya awal, sementara tarif listrik yang dihasilkan lebih rendah sekitar 10% dibandingkan tarif PLN,” jelas Dwiky.
Dwiky juga mengungkapkan rasa senangnya atas sambutan positif dari Wali Kota Aminuddin. Saat ini PT Agra Surya Energy tengah menjalin kerja sama serupa dengan sejumlah daerah lain, seperti Kabupaten Tulang Bawang dan Pemerintah Provinsi Bali. Perusahaan ini bahkan sudah menerapkan sistem energi surya di gedung-gedung milik DPR RI dan Mahkamah Agung.
Lebih jauh, Dwiky menjelaskan manfaat lain dari investasi ini adalah pengurangan emisi karbon yang signifikan serta potensi memperoleh sertifikat bangunan hijau (green building certification). Selain itu, program ini mendukung pemanfaatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) karena PT Agra Surya Energy memiliki fasilitas produksi panel surya di Kendal, Jawa Tengah.
“Probolinggo kami pilih sebagai lokasi pilot project karena potensi besarnya sebagai model pengembangan energi terbarukan di Jawa Timur. Setelah survei lapangan, kami akan susun skema legal dan komersial yang paling sesuai,” tambahnya.
Menanggapi hal ini, Wali Kota Aminuddin menyambut baik kerja sama tersebut. Ia menegaskan bahwa pemanfaatan energi matahari melalui solar cell yang dipasang di bangunan pemerintah akan menjadi aset milik Pemkot setelah kontrak selesai. “Dengan masa kontrak 15 tahun, penghematan listrik minimal 10% tanpa investasi awal jelas sangat menguntungkan. Saya sudah perintahkan DPMPTSP untuk menindaklanjuti hingga tahap kontrak kerja,” ujarnya optimis.
Pertemuan ini dipandang sebagai langkah awal yang strategis untuk mendukung transformasi energi bersih dan berkelanjutan di Kota Probolinggo. Program ini juga diharapkan menjadi contoh inspiratif bagi kota-kota lain di Jawa Timur dalam pengembangan energi terbarukan demi masa depan yang lebih ramah lingkungan. (Bambang)