Probolinggo Panen Raya, Ketahanan Pangan Dikuatkan Bupati Gus Haris

Probolinggo Panen Raya, Ketahanan Pangan Dikuatkan Bupati Gus Haris

Probolinggo – Kabupaten Probolinggo kembali menunjukkan ketangguhannya di sektor pertanian melalui pelaksanaan panen raya serentak yang digelar di 14 provinsi di Indonesia pada Senin (7/4). Kegiatan nasional ini turut dihadiri secara simbolis oleh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto. Untuk wilayah Jawa Timur, panen raya dipusatkan di area persawahan Desa Asembagus, Blok Motoran, Dusun Asem Kandang, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo.

Panen raya ini menjadi bukti konkret keberhasilan Probolinggo dalam menjaga ketahanan pangan nasional. Tahun 2024, Kabupaten Probolinggo mencatatkan surplus beras sebesar 9.000 ton, dengan total produksi mencapai 102.000 ton. Sementara kebutuhan konsumsi beras masyarakat lokal hanya berkisar pada angka 93.000 ton per tahun.

Bupati Probolinggo, Dr. Mohammad Haris atau yang akrab disapa Gus Haris, menyampaikan bahwa meski sektor pertanian menjadi tumpuan utama ekonomi daerah, pemerintah tetap mengutamakan keselamatan dan kesejahteraan warga, terutama mereka yang terdampak bencana.

“Sampai saat ini, konsentrasi utama kami adalah korban manusia, terutama kebutuhan dasar seperti sandang dan pangan, serta rumah tinggal yang rusak akibat bencana,” ungkap Gus Haris di sela kegiatan panen simbolis.

Sejumlah wilayah di Kabupaten Probolinggo sebelumnya dilanda banjir dan angin puting beliung yang mengakibatkan lebih dari 20 hektare lahan pertanian terdampak. Namun, berkat ketangguhan petani dan sinergi pemerintah desa, hasil panen tahun ini masih tergolong baik dan cukup menjanjikan.

“Kita juga sudah mulai membahas dampak cuaca ekstrem yang berpotensi menyebabkan gagal panen. Tapi secara keseluruhan, kita masih cukup kuat dalam hal produksi,” lanjutnya.

Lebih jauh, Gus Haris mengungkapkan bahwa sektor pertanian di Probolinggo tidak hanya bertumpu pada komoditas padi. Kabupaten ini juga dikenal sebagai salah satu penghasil tembakau terbesar kedua di Jawa Timur setelah Jember. Selain itu, komoditas bawang merah dan jagung turut memberi kontribusi signifikan terhadap perekonomian petani.

“Lahan pertanian kita memang terbagi. Tidak sepenuhnya digunakan untuk padi. Namun karena padi menyangkut ketahanan pangan, maka tetap menjadi prioritas utama,” tegasnya.

Dalam panen simbolis di Desa Asembagus, panen dilakukan di atas lahan seluas 2,5 hektare. Produktivitas yang dihasilkan mencapai 8,4 ton per hektare, mengalami sedikit penurunan dari sebelumnya yang mencapai 10 ton. Meski demikian, hasil tersebut masih berada dalam kategori aman dan layak konsumsi.

Kepala Desa Asembagus, Ali Ibang Fansuri, yang turut hadir dalam kegiatan ini, menyampaikan rasa syukurnya karena masyarakatnya mampu menjaga kestabilan hasil panen di tengah berbagai tantangan cuaca dan alam.

“Alhamdulillah, meski ada gangguan dari cuaca ekstrem, hasil panen kita masih cukup baik. Ke depan, kami akan terus berinovasi dan memaksimalkan program pertanian yang ada,” ujar Ali Ibang.

Kinerja dan keteguhan para petani mendapat apresiasi tinggi dari pemerintah daerah. Gus Haris menegaskan bahwa Pemkab Probolinggo akan terus mendorong peningkatan kapasitas petani melalui pelatihan dan pendampingan. Salah satu fokus utama ke depan adalah pengembangan petani milenial.

“Kita harapkan petani milenial bisa membawa pembaruan dalam sistem pertanian kita. Mereka harus jadi ujung tombak ketahanan pangan modern yang berbasis teknologi dan inovasi,” pungkas Gus Haris.

Dengan semangat kolaborasi antara pemerintah daerah dan masyarakat desa, serta dukungan dari pusat, Kabupaten Probolinggo menunjukkan bahwa sektor pertanian tetap menjadi fondasi kuat dalam menjaga stabilitas pangan nasional.

(Edi D/Red/*

Pos terkait