Probolinggo — Suasana Pelabuhan Mayangan, Kota Probolinggo, tampak semarak dan penuh warna pada Minggu (12/10), ketika ratusan warga pesisir dan nelayan berkumpul dalam perayaan tradisi Petik Laut, sebuah ritual adat tahunan yang sarat makna dan menjadi kebanggaan masyarakat pesisir.
Kegiatan ini difasilitasi oleh Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Probolinggo dan turut dihadiri sejumlah tokoh penting, di antaranya Komandan Kodim (Dandim) 0820/Probolinggo Letkol Arh Iwan Hermaya, serta Wali Kota Probolinggo Aminuddin beserta jajaran Forkopimda.
Dalam sambutannya, Letkol Arh Iwan Hermaya menyampaikan bahwa tradisi Petik Laut bukan sekadar ritual seremonial, melainkan ungkapan rasa syukur nelayan kepada Tuhan atas limpahan rezeki dan keselamatan selama mencari nafkah di laut.
“Kegiatan ini adalah bentuk rasa syukur kepada Allah SWT atas hasil laut yang melimpah dan keselamatan selama melaut. Sekaligus menjadi doa bersama agar nelayan selalu diberi kelancaran rezeki dan dijauhkan dari marabahaya,” ujarnya.
Lebih jauh, Dandim menekankan bahwa Petik Laut juga memiliki nilai sosial dan ekonomi yang penting, karena menjadi sarana mempererat hubungan antarwarga, sekaligus wadah promosi kearifan lokal, potensi wisata, dan pemberdayaan UMKM pesisir.
“Tradisi ini adalah warisan budaya luhur yang harus kita jaga. Selain memperkuat kebersamaan, Petik Laut dapat menjadi daya tarik wisata budaya dan mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat pesisir,” imbuhnya.
Ia juga menambahkan bahwa kegiatan semacam ini mencerminkan semangat gotong royong dan solidaritas sosial yang telah lama menjadi ciri khas masyarakat pesisir Probolinggo.
“Melalui kegiatan seperti ini, kita tumbuhkan kesadaran bersama akan pentingnya menjaga kelestarian laut dan lingkungan. Karena laut bukan hanya sumber penghidupan, tapi juga anugerah yang harus dijaga,” tandasnya.
Sementara itu, Wali Kota Probolinggo Aminuddin menyampaikan apresiasinya terhadap semangat masyarakat yang tetap konsisten melestarikan tradisi turun-temurun ini. Ia menilai, antusiasme masyarakat dalam kegiatan Petik Laut menunjukkan kuatnya ikatan budaya dan identitas lokal.
“Kami melihat antusiasme masyarakat yang luar biasa. Ini bukti bahwa Petik Laut bukan hanya tradisi, tapi sudah menjadi bagian dari kehidupan sosial dan budaya masyarakat Probolinggo,” ungkapnya.
Menurut Aminuddin, tradisi Petik Laut juga berdampak luas bagi sektor lain, terutama ekonomi kreatif dan pariwisata. Banyak pelaku UMKM lokal yang ikut berpartisipasi menjajakan produk khas pesisir, sehingga mampu mendongkrak perekonomian masyarakat.
“Kami berharap kegiatan ini tidak hanya menjadi ritual tahunan, tapi juga momentum untuk menggerakkan sektor-sektor lain seperti seni, budaya, pariwisata, dan ekonomi rakyat,” tambahnya.
Wali Kota pun memberikan apresiasi kepada seluruh panitia dan pihak-pihak yang telah berperan aktif menyukseskan kegiatan Petik Laut tahun ini.
“Kami berikan tepuk tangan untuk seluruh panitia, terima kasih atas kerja kerasnya. Semoga kegiatan seperti ini terus berlanjut dan membawa keberkahan bagi kita semua,” pungkasnya disambut riuh tepuk tangan warga.
Tradisi Petik Laut di Probolinggo telah menjadi agenda tahunan yang dinantikan masyarakat, tidak hanya sebagai bentuk penghormatan terhadap laut, tetapi juga sebagai simbol kekuatan budaya dan solidaritas sosial masyarakat pesisir. Melalui kegiatan ini, pemerintah, TNI, dan masyarakat bersinergi menjaga tradisi serta menggali potensi ekonomi daerah berbasis kearifan lokal. (Bambang/*)