JAKARTA, BIN.COM – Direktur Utama PT Media Naga Samudra (MNS) Grub Pers dan PT Sulthan Media Group Cyber (SMGC) A.S. Agus Samudra yang dipanggil akrab Agus Kliwir mengatakan bahwa Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers pada waktu lahir tidak mengenal pendaftaran bagi perusahaan pers.
Maka dalam mendirikan perusahaan pers dan menjalankan tugas jurnalistik tanpa harus mendaftar ke lembaga mana pun, termasuk ke Dewan Pers. Sebab, hal ini sudah diatur dalam Pasal 9 ayat (2) Undang-Undang Pers dan Kode Etik Jurnalistik.
“Lebih lanjut, dalam Pasal 15 ayat 2 (huruf g) Undang-Undang Pers dan memang tugas Dewan Pers adalah mendata perusahaan pers. Uji Kompetensi Wartawan (UKW) bukanlah syarat bagi seseorang untuk menjadi wartawan di Indonesia,” kata Agus Kliwir, saat berbincang-bincang di kantornya, Minggu (07/04/2024).
Agus menegaskan, UKW bukanlah perintah dan atau amanat dari Undang-Undang Pokok Pers tetapi pahami pertanyaan 5W 1H dulu.
“Pasalnya sekarang terlihat banyak wartawan tidak mengikuti dan belum lulus UKW. Apakah UKW syarat bagi seseorang untuk menjadi wartawan di Indonesia, jawabannya: tidak!” tegasnya.
Untuk wartawan yang sudah lulus UKW pun belum tentu menjadi jaminan bagi kualitas produk jurnalistiknya. Maka sekarang malah sebaliknya wartawan yang belum ikut UKW, tapi produk jurnalistik mereka benar-benar berkualitas, paham betul 5W 1H, dan kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar,” terangnnya.
Agus Kliwir berpesan, jadilah wartawan independen dan penuhi dulu unsur penulisan dalam dunia jurnalistik dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah “Adiksimba”. Hal tersebut merupakan sebutan yang digunakan untuk memahami sebuah berita. Istilah “Adiksimba” sendiri diambil dari singkatan unsur 5W1H, yakni apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana.
“Kalau secara umum, 5W 1H disebut sebagai metode yang memuat pertanyaan yang digunakan sebagai dasar pengumpulan informasi atau pemecahan masalah. Pertanyaan tersebut mencangkup unsur what (apa), who (siapa), when (kapan), where (di mana), why (mengapa), dan how (bagaimana),” tutup Agus Kliwir. (Novan)