Kebinekaan Terjaga, Dandim 0820 Probolinggo Hadiri Kenduri Legian

Kebinekaan Terjaga, Dandim 0820 Probolinggo Hadiri Kenduri Legian

PROBOLINGGO — Suasana penuh khidmat dan kebersamaan terasa di Kota Probolinggo pada Sabtu (23/8), ketika Komandan Kodim (Dandim) 0820/Probolinggo, Letkol Arh Iwan Hermaya, menghadiri kegiatan Kenduri Legian bersama jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), tokoh masyarakat, serta tokoh lintas agama. Acara tersebut menjadi momentum penting untuk memperkuat silaturahmi, merawat kebinekaan, sekaligus melestarikan tradisi religius yang telah diwariskan turun-temurun.

Dalam kesempatan itu, Letkol Arh Iwan Hermaya menegaskan bahwa kegiatan Kenduri Legian tidak hanya sekadar tradisi budaya, melainkan juga menjadi sarana mempererat ikatan sosial antarwarga Probolinggo.

“Kegiatan Kenduri Legian ini sebagai upaya mempererat tali silaturahmi antarwarga, tokoh agama, dan tokoh masyarakat. Selain itu, tradisi kenduri ini juga melestarikan budaya religius yang diwariskan leluhur kita sebagai sarana doa bersama,” ujar Dandim.

Lebih lanjut, ia menekankan bahwa acara ini sekaligus menjadi bentuk rasa syukur kepada Allah SWT atas nikmat, karunia, serta keberkahan yang dirasakan masyarakat Kota Probolinggo.

“Kita patut bersyukur, karena di Probolinggo ini banyak suku bangsa dan agama hidup berdampingan secara rukun dan kondusif. Inilah wujud nyata kebinekaan yang harus kita rawat bersama,” imbuhnya.

Sementara itu, pencetus Kenduri Legian, KH Tajul Muttaqin, menjelaskan bahwa tradisi ini merupakan simbol komitmen bersama untuk merawat semangat kebinekaan yang diwariskan para pendahulu.

“Apa yang kita lakukan hari ini adalah upaya merawat kebinekaan. Warisan mahal dari para pendahulu harus kita jaga agar semangat persatuan tetap terpelihara. Kenduri Legian ini menjadi media untuk menciptakan aura positif di Probolinggo,” tutur KH Tajul Muttaqin.

Kegiatan Kenduri Legian dihadiri berbagai kalangan tanpa memandang latar belakang agama maupun etnis. Hal itu menjadi cerminan bahwa keberagaman di Kota Probolinggo bukanlah penghalang, melainkan kekuatan besar dalam menjaga kerukunan dan persatuan.

Acara ditutup dengan doa bersama yang dipimpin para sesepuh, dilanjutkan dengan makan bersama sebagai simbol persaudaraan. Kehadiran Forkopimda, tokoh masyarakat, dan tokoh lintas agama dalam satu forum memperlihatkan betapa pentingnya menjaga harmoni sosial di tengah masyarakat yang beragam.

Kenduri Legian pun semakin meneguhkan bahwa tradisi dan budaya lokal memiliki peran strategis dalam memperkuat kebersamaan, merawat kebinekaan, dan menjaga kedamaian di Kota Probolinggo. (Bambang)

Pos terkait